Friday, October 9, 2015

Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. IV): Satu Malam Bersama Merlion di Singapore

Perjalanan Sebelumnya:
Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. III): Mendadak Kaya di Vietnam 

Waktu masih di bandara Ho Chi Minh..

S : "Pasti capek banget ntar disana. Kita istirahat aja sampai besok pagi."
A : "Yakin?"
S : "Nggak usah jalan-jalan, stay di bandara aja."
A : "Tapi nunggu hampir 14 jam itu lama lho, nggak pengen cari makan malam di kota gitu?"
S : "Gapapa, ntar di bandara aja, daripada keluar, ntar susah pulangnya."
A : "Yakin beneran nih? ya gapapa sih kalau mau begitu. Lagipula bandara Changi juga asyik kok, banyak hiburannya."

Begitu sampai di Changi..

S : "Lama juga ya kita nunggu sampai besok pagi. Pengen ke kota dulu deh, liat-liat sambil foto-foto. Mau enggak Rin?"
R : "Ya boleh juga sih, aku juga belum pernah ke Singapore."
A : "Hahaha ya kaaaan. Soalnya sayang banget kalau kita pindah negara tapi cuma stay di bandara aja sampai berjam-jam. Ya udah, kita cus aja ke kota naik MRT."

     Itulah percakapan singkat kami ketika sampai di bandara Changi. Ini adalah kali ketiganya saya datang ke Singapore hanya dengan status transit. Pada dua kali sebelumnya, saya tidak sempat mengeksplor negeri singa ini lebih jauh. Saya yang merupakan tipe orang yang suka penasaran dan nekat, pasti tidak mau melewatkan waktu yang cukup luang ini hanya dengan bersantai di bandara saja. Tak banyak cerita yang bisa saya ceritakan selama kami di Singapore. So, enjoy this last part of my amazing journey ;)

Saturday, September 5, 2015

Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. III): Mendadak Kaya di Vietnam

Perjalanan Sebelumnya:
Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. II): Mengejar Matahari di Angkor Wat, Kamboja


Ho Chi Minh City dari sungai Saigon.

Apa aja sih yang kalian pikirkan jika mendengar kata Vietnam?
Sebagian dari kalian mungkin mengatakan Vietnam adalah salah satu negara ASEAN. Ya, benar sekali! Tapi kalau saya sendiri membayangkan Vietnam itu....

"Sungai Mekong!"
"Nguyen!"
"Uang Dong?"
"Motor!"

OK, semua di atas adalah kata-kata yang berhubungan erat dengan Vietnam. Di bawah ini saya akan menjelaskannya satu per satu secara singkat dan jelas.

1. Sungai Mekong?
Kedengarannya seperti lekong (uuupss!). Sungai Mekong adalah sungai terpanjang ke-12 di dunia. Bisa dibayangkan panjangnya jika melihat sungai ini melewati beberapa negara Indocina seperti Cina, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan terakhir bermuara di Vietnam.

2. Nguyen? 
Ini satu kata yang paling saya sering temui selama di Vietnam. Ini adalah nama keluarga yang paling sering digunakan oleh masyarakat Vietnam. Selain itu nama ini juga digunakan sebagai nama jalan di Ho Chi Minh City. Jadi, hati-hatilah dalam penyebutan kata 'Nguyen' saat disana ya!

3. Uang Dong?
A: "Minta uang dong!"
B: "Gak punya dong." 
A: "Adanya berapa dong?" 
B: "Dibilangin gak ada dong."

Bingung? Saya juga begitu saat pertama kali mendengarnya. Jadi, 'Dong' adalah nama mata uang negara Vietnam (VND). Kita bisa berbangga hati karena nilai tukar Rupiah lebih tinggi daripada Dong.

1 Dong = 0,5 Rupiah.
10.000 Dong = 5.000 Rupiah. 

Keliatannya lebih murah kan? Padahal sama aja harganya seperti di Indonesia. Jadi jangan kaget kalau melihat harga makanan bisa sampai 80.000 Dong. Sekilas kalian mikir "Gila, mahal banget cuma makan gini doang ampe habis 80.000.". Selalu diingat bahwa harga tersebut harus dibagi 2 lagi kalau mau tahu kisarannya dalam Rupiah. Tapi beberapa tahun terakhir ini, nilai Dong jadi menguat dibanding Rupiah. Nilai tukarnya sekarang sudah naik menjadi 0,63 (per 1 Sept 2015)

4. Sepeda Motor?
Ini hal yang bikin saya takjub selama disini. Vietnam dikenal sebagai salah satu negara pengonsumsi sepeda motor terbesar di ASEAN selain Indonesia dan Thailand. Jumlahnya berbanding terbalik dengan kendaraan roda empat. Andai kata kalian berada di pinggir jalan, kalian bisa melihat jalan raya lebih banyak didominasi oleh sepeda motor. Selain itu tidak sedikit juga pengemudi yang melanggar lalu lintas dan tanpa perlengkapan berkendara seperti helm. Melihat padatnya sepeda motor berlalu lalang di jalan, saran saya, kalian harus SANGAT BERHATI-HATI jika menyeberang, sebagian orang-orang disini juga punya sikap tidak mau mengalah dan terburu-buru.

Cukup sampai disitu penjelasan sekilas mengenai Vietnam. Saya akan melanjutkan ke cerita perjalanan saya.

Wednesday, August 26, 2015

Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. II): Mengejar Matahari di Angkor Wat, Kamboja

Perjalanan sebelumnya: 


Hari ke-9 (Bag II)
Siem Reap, Kamboja
(21 Januari 2015)


Angkor Wat, ikon negara Kamboja

#11 Angkor Night Market
Lokasi: Angkor Night Market Street, Stung Thmey Village, Sankat Svay Dangkum
Jam Operasional:
16.00 - 24.00

#12 Siem Reap Art Center Market
Lokasi: Watdamnak Village, Vihaer Chen/ Opposite Old Market (Psa Chas), 5 minutes walk from Pub Street
Jam Operasional:
?
#13 Pub Market
Lokasi: dekat Old Market (Psa Chas) 
Jam Operasional: 24 Jam
 
Gerbang masuk ke Kerajaan Kamboja
 
Welcome to Kingdom of Cambodia!

       Kalau berbicara soal apa yang saya tahu tentang Kamboja, saya cuma tahu Kamboja adalah salah satu negara ASEAN dan Angkor Wat-nya yang merupakan warisan dunia yang dilindungi UNESCO. Selain itu, tempat ini juga pernah menjadi tempat syuting Angelina Jolie di film Tomb Raider. Selebihnya saya tidak mempunyai gambaran tentang negara ini.

Monday, August 17, 2015

Catatan Perjalanan 4 Negara (Bag. I): Sawasdee Krub, Thailand!

Daftar hal-hal yang harus dilakukan selama tahun 2014:
- ) ......,
- ) ......,
- ) Jalan-jalan ke luar negeri!


      Di atas secarik kertas kecil di dinding kamar, saya tulis berisi daftar hal-hal yang akan saya lakukan selama tahun 2014. Singkat cerita, saya punya prinsip dan janji untuk selalu memberi reward kepada diri sendiri atas segala kerja keras yang telah saya lakukan, salah satunya dengan traveling ini. Bisa traveling ke daerah yang belum saya kunjungi adalah bagian dari hobi dan impian saya. Sejak pertama kali bisa pergi ke luar, jujur saya merasa ketagihan. Rasa penasaran saya sangat besar bisa melihat matahari terbit dari belahan bumi yang lain. 


"Wah, kamu jalan-jalan terus ke luar negeri, banyak duit ya?" kata beberapa teman saya.

"Kalau aku punya banyak duit, udah bisa ke Eropa dan Amerika kali. Ini cuma hasil dari nabung kok, yang penting pinter-pinter aja buat hemat."
       Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kalau rencana traveling ini akan dilakukan di sepanjang tahun 2014, tapi justru batal karena satu dan lain hal yang lebih utama untuk diselesaikan. Walaupun sedikit meleset dari rencana, tapi tepat di awal bulan pertama di tahun 2015 saya berhasil melakukannya bersama teman-teman semasa kuliah, Rini, Sandy, dan Hiroki (orang Jepang). Hasil diskusi panjang kami adalah kami akan mengunjungi beberapa negara Indochina seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Singapore selama dua minggu.
        
       Mengenai penerbangan untuk pergi ke Bangkok, beberapa maskapai menawarkan penerbangan langsung menuju Bangkok dari beberapa kota di Indonesia. Berikut saya lampirkan rincian penerbangannya: 
  1. Air Asia
    • Jakarta (CGK) - Bangkok (DMK)
      - Setiap Hari
      : 07.20 - 10.45, 12.55 - 16.20, 16.45 - 20.15
    •  Denpasar (DPS) - Bangkok (DMK)
      - Setiap Hari: 11.55 - 15.15
      - Senin, Selasa, Kamis, Sabtu: 08.20 - 11.30
    • Surabaya (SUB) - Bangkok (DMK)
      - Setiap Hari: 09.25 - 10.45 & 12.55 - 14.15
      - Senin, Rabu, Jum'at, Minggu: 13.55 - 17.25
    • Medan (KNO) - Bangkok (DMK)
      - Setiap Hari: 15.50 - 17.45
  2. Garuda Indonesia
    • Jakarta (CGK) - Bangkok (BKK)
      - Setiap Hari: 09.40 - 13.10, 12.55 - 16.25, 16.40 - 20.10
  3. Thai Airways
    • Jakarta (CGK) - Bangkok (BKK)
      - Setiap Hari: 12.35 - 16.05
      - Selasa, Kamis, Sabtu: 18.50 - 22.20
    • Denpasar (DPS) - Bangkok (BKK)
      - Setiap Hari: 16.05 - 19.15
       Saya memilih maskapai Air Asia karena sesuai dengan budget para backpacker dan bahkan flashpacker seperti saya. Pada tanggal 12 Januari 2015, saya melakukan perjalanan dari Yogyakarta (JOG) menuju Jakarta (CGK) dan harus transit selama 4 jam sambil menunggu penerbangan selanjutnya. Perjalanan udara Jakarta - Bangkok memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Begitu sampai di Bangkok, saya disambut oleh Deeana, teman Thailand saya dan Hiroki yang lebih dulu sampai duluan karena memakai penerbangan yang berbeda. Sedangkan kedua teman saya Rini dan Sandy akan menyusul ke Bangkok pada 18 Januari 2015. Saya dan Hiroki akan menginap di rumah Deeana selama beberapa hari ke depan.

       Bagi kalian yang bertujuan langsung ke arah pusat kota, kalian bisa naik Bus No. 29 dari Bandara Don Mueang untuk tujuan Central Bangkok (Siam). Tarifnya sekitar 18 Baht dan memakan waktu 1 jam perjalanan. Transportasi ini jauh lebih murah dibanding naik taksi yang tarifnya bisa mencapai 10x lipat.

Hari ke-1
Bangkok, Thailand
 (13 Januari 2015)


Grand Palace, ikon kota Bangkok